Yeay, kembali ke sekolah!
Setelah sekitar dua tahun bersekolah dari rumah, di tahun ajaran kali ini anak-anak mulai kembali ke sekolah. Wah, menyenangkan ya bisa beraktivitas bersama teman-teman dan guru di sekolah, Sahabat Kancil. Tentu dengan tetap menjaga perilaku agar tetap sehat.
Salah satu bahasan penting seputar kembali ke sekolah adalah tentang uang saku. Biasanya uang saku ini digunakan oleh anak untuk membeli cemilan dan makan siang di sekolah. Ada juga yang menggunakan uang saku untuk transportasi dari rumah ke sekolah, tempat les, dan sebaliknya.
Besaran uang saku juga berbeda-beda antar anak dan antar keluarga. Berbagai pertimbangan seperti jumlah, fungsi, dan aturan main mengenai uang saku tentu didiskusikan dulu antara orang tua dan anak. Apakah uang saku harus diberikan pada anak? Kalau sudah kenal uang, bisa jadi materialistis-kah? Adakah manfaat uang saku selain untuk jajan? Ternyata, uang saku ini punya manfaat penting untuk perkembangan anak lho, Sahabat Kancil.
Para ahli keuangan dan psikolog sependapat bahwa uang saku bisa menjadi sarana bagi anak untuk melatih kemampuan literasi finansial sebagai persiapan di masa dewasa. Mereka berlatih secara langsung tentang menabung, belanja, serta mengelola keinginan atau kebutuhan, dan uang yang dimiliki. Targetnya memang bukan untuk jadi milyuner di usia muda ya, Sahabat Kancil. Yang penting adalah bagaimana membentuk kebiasaan agar mereka mampu mengelola keuangannya ketika dewasa kelak.
Melalui uang saku ini anak belajar mengenai tanggung jawab, prioritas dalam skala pribadi, pengambilan keputusan, dan tentang sebab-akibat. Bayangkan kalau anak menghabiskan uang jajan untuk satu minggu dalam satu hari, misalnya. Anak langsung merasakan akibat atau konsekuensi dari keputusannya. Maka selanjutnya dia akan belajar untuk menahan diri dan lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya. Latihan kecil dan sederhana yang akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
Berikut adalah tips bagi Sahabat Kancil dalam menyiapkan anak mengelola uang sakunya.
Perhatikan usia dan kemampuan anak. Apakah anak sudah mengenal nilai mata uang? Bagaimana dengan proses transaksi jual-beli atau menabung? Jika sudah kenal, maka anda dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Jika belum, tugas anda untuk mengenalkan ya.
Diskusikan dengan anak alasan ia membutuhkan uang saku. Misalnya: karena makan siang di kantin sekolah dan ada kegiatan ekstra sepulang sekolah. Atau, untuk ongkos transportasi pulang ke rumah setelah les. Bisa juga untuk beli susu dan makanan ringan di warung/toko. Fokus pada kebutuhan anak ya, Sahabat Kancil. Bahkan dalam satu keluarga pun, bisa jadi tiap anak punya kebutuhan yang berbeda.
Lakukan survey. Minta anak untuk survey, berapa harga-harga kebutuhannya? Sekali makan di kantin sekolah dengan menu yang ia sukai perlu berapa rupiah?
Buat perhitungan. Bersama anak, buat perhitungan budget yang dibutuhkan untuk satu hari. Jika anak sudah mampu menggunakan komputer, sekalian berlatih menggunakan aplikasi lembar kerja untuk perhitungan bisa jadi nilai plus dalam belajar.
Sepakati aturan main. Nah ini bagian yang seru. Tiap keluarga punya value yang berbeda, juga tujuan pembelajaran. Orang tua dan anak harus sepakat dulu mengenai aturan main. Apa saja guna uang saku, seperti apa wewenang dan tanggung jawab anak. Misalnya, setelah berdiskusi dengan anak, kesepakatannya adalah uang saku diberikan per 3 hari. Dengan nilai pembulatan ke atas agar anak mendapat kesempatan menabung. Bagaimana dengan menabung, di depan atau tunggu ada sisa? Silakan disepakati kembali dengan anak. Kalau kurang bagaimana? Kalau lebih, boleh buat apa saja? Semua harus dibicarakan di awal ya, Sahabat Kancil. Segala syarat dan ketentuannya dibuat rinci dan jelas, agar anak paham batasannya.
Pelaporan. Jangan lupa untuk menetapkan sistem pelaporan. Dalam literasi keuangan, selain budget, pengelolaannya juga penting. Jadi berikan kesempatan bagi anak untuk mengelola uangnya sendiri dengan mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran setiap hari. Boleh menggunakan aplikasi pencatatan keuangan yang ada di smart phone. Belum pegang hp sendiri? Gak masalah, pinjam hp orang tua untuk mencatat aktivitas keuangan juga boleh. Di akhir periode (mingguan/bulanan), anak harus melaporkan keuangannya kepada orang tua sebelum bisa mendapatkan jatah uang saku berikutnya.
Tinjau aktivitas keuangan. Sst, ingat ya, di bagian ini tidak perlu marah-marah. Anak sedang berlatih, jadi perlu bimbingan. Bukan perlu hukuman. Berdiskusi secara santai dan menyenangkan akan membuat anak merasa nyaman dengan prosesnya. Tanyakan bagaimana perasaan anak ketika mengelola uang sakunya, apa kendala yang dihadapi, bagiamana solusi yang dipilih oleh anak, apa konsekuensi yang didapatkannya, dan tentunya bahasan mengenai rencana dan tujuan keuangan yang mungkin dimiliki oleh anak.
Dalam bahasan selanjutnya, kita akan bahas lebih detil mengenai manfaat uang saku bagi perkembangan anak ya, Sahabat Kancil. (ANM)
Referensi:
https://widgets.weforum.org/nve-2015/chapter1.html
https://www.psychologytoday.com/us/blog/good-thinking/201309/should-you-give-your-kids-allowance
Psikolog berpengalaman dan kompeten di bidang perkembangan, klinis, dan pendidikan siap membantu Anda di Kancil. Layanan ditujukan bagi anak, remaja hingga dewasa.
Mulai Konsultasi